• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Habis Gelap Terbitlah Terang: Siap-siap Baper Maksimal di Sendratari Ini!

img

    Table of Contents

Sebuah pertunjukan sendratari bertajuk Habis Gelap Terbitlah Terang sukses digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada hari Minggu, 20 April lalu. Acara yang dimulai pukul 20.00 WIB ini merupakan gagasan dari Ratih Soe Kosasih, yang juga bertindak sebagai produser.

Kolaborasi apik antara Ratih Soe Kosasih, koreografer ternama Denny Malik, dan GPH Paundrakarna JS menghasilkan sebuah pertunjukan yang memukau. Denny Malik mengungkapkan bahwa sendratari ini kaya akan gerakan, dengan durasi sekitar 1,5 jam.

Penonton disuguhi berbagai macam tarian, mulai dari tari klasik Bedhayan yang diasuh oleh GPH Paundrakarna JS, hingga tari kontemporer dan modern kreasi Denny Malik, serta sentuhan tango dari Ratih Soe.

Menurut Denny Malik, pertunjukan ini lebih menekankan pada koreografi daripada dialog. Kesedihan, kemarahan, keinginan, hasrat, drama, semuanya digambarkan melalui koreografi, ujarnya dalam wawancara pada Rabu, 16 April 2025. Dialog hanya mengisi sekitar 10-15 persen dari keseluruhan pertunjukan, sehingga penonton dituntut untuk lebih memahami bahasa gerak.

Denny Malik juga menambahkan bahwa pementasan tahun sebelumnya di Komunitas Salihara mendapat sambutan yang sangat positif. Antusiasme terhadap pagelaran yang minim dialog ini sangat besar, terutama karena bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, sosok ikon feminisme Indonesia yang diperingati setiap tanggal 21 April.

Pertunjukan tahun ini menghadirkan konsep yang sama, namun dengan tambahan tari klasik Bedhaya. Denny Malik menjelaskan bahwa ia menggabungkan tari tradisi klasik, kontemporer, dan bahkan unsur western dari tango menjadi satu kesatuan yang harmonis.

Selain para penari, pertunjukan ini juga didukung oleh tim kreatif yang solid, termasuk direktur musik Roedyanto, penulis naskah Agung Bawantara, serta penampilan dari Denny Malik Contemporary Dancer, Adicipta Paundrakarna Production, dan Indonesian Tango Dancer. Sebuah perpaduan budaya Indonesia dan Argentina yang memanjakan mata.

Special Ads
© Copyright 2024 - Tempatnya Semua Tren, Semua Fandom!
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads