• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Lisa BLACKPINK Bikin Heboh! Celana Dalamnya Bergambar Tokoh Kontroversial?

img

    Table of Contents

Gelombang kekecewaan melanda dunia maya setelah penampilan Lisa di MET Gala. Bukan karena gaunnya kurang memukau, justru sebaliknya. Busana rancangan Louis Vuitton yang terinspirasi dari tema 'Superfine' itu menuai kontroversi karena dianggap menampilkan wajah Rosa Parks di area yang kurang pantas.

Rosa Parks, ikon perjuangan hak-hak sipil di Amerika Serikat, dikenal karena keberaniannya menolak memberikan tempat duduknya kepada seorang penumpang kulit putih di bus pada tahun 1955. Tindakannya memicu boikot bus Montgomery yang menjadi titik balik penting dalam gerakan hak-hak sipil. Tak heran, banyak yang merasa terkejut dan kecewa melihat wajah tokoh yang begitu dihormati itu 'ditempatkan' di bagian tubuh yang dianggap intim.

Kritik pedas membanjiri media sosial. Banyak penggemar yang menyuarakan ketidaksetujuan mereka, menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk penghinaan dan kurangnya sensitivitas. Ini bukan sekadar masalah fesyen, ini tentang rasa hormat, tulis seorang pengguna Twitter. Menggunakan wajah Rosa Parks seperti itu sangat tidak pantas dan merendahkan warisannya, timpal yang lain.

Louis Vuitton, sebagai rumah mode yang bertanggung jawab atas desain tersebut, belum memberikan pernyataan resmi terkait kontroversi ini. Namun, banyak yang berharap mereka segera memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas tindakan yang dianggap menyinggung tersebut. Kejadian ini menjadi pengingat penting tentang bagaimana fesyen, meskipun merupakan bentuk ekspresi kreatif, tetap harus mempertimbangkan nilai-nilai etika dan sejarah.

Kontroversi ini juga memicu perdebatan yang lebih luas tentang representasi tokoh-tokoh sejarah dalam budaya populer. Sejauh mana kita boleh 'memainkan' dengan citra mereka? Apakah ada batasan yang tidak boleh dilanggar? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi semakin relevan di era media sosial, di mana informasi dan opini dapat menyebar dengan cepat dan luas.

Beberapa pihak berpendapat bahwa penggunaan wajah Rosa Parks dalam konteks fesyen, meskipun kontroversial, dapat menjadi cara untuk memperkenalkan tokoh tersebut kepada generasi muda. Namun, argumen ini tidak serta merta diterima oleh semua orang. Banyak yang merasa bahwa cara yang lebih tepat untuk menghormati warisan Rosa Parks adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang perjuangannya dan nilai-nilai yang ia perjuangkan.

Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi para desainer dan pelaku industri fesyen. Kreativitas memang penting, tetapi sensitivitas terhadap sejarah dan budaya juga tidak boleh diabaikan. Fesyen memiliki kekuatan untuk menginspirasi, menghibur, dan bahkan mengubah dunia. Namun, kekuatan itu harus digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab.

Kasus Lisa dan gaun MET Gala ini bukan pertama kalinya dunia fesyen tersandung masalah sensitivitas. Sebelumnya, beberapa merek juga pernah dikecam karena menggunakan simbol-simbol agama atau budaya secara tidak pantas. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu sosial dan budaya di kalangan industri fesyen.

Ke depan, diharapkan para desainer dan rumah mode dapat lebih berhati-hati dalam menciptakan karya-karya mereka. Konsultasi dengan para ahli sejarah dan budaya dapat membantu mereka menghindari kesalahan yang tidak perlu dan memastikan bahwa karya mereka tidak menyinggung atau merendahkan kelompok masyarakat tertentu.

Selain itu, penting juga bagi para konsumen untuk bersuara dan menuntut pertanggungjawaban dari merek-merek yang melakukan kesalahan. Dengan bersama-sama, kita dapat menciptakan industri fesyen yang lebih inklusif, bertanggung jawab, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan.

Intinya, kontroversi gaun Lisa di MET Gala ini lebih dari sekadar masalah fesyen. Ini adalah tentang bagaimana kita menghormati sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang kita junjung tinggi. Ini adalah tentang bagaimana kita menggunakan kekuatan fesyen untuk menginspirasi dan memberdayakan, bukan untuk menyinggung dan merendahkan.

Special Ads
© Copyright 2024 - Tempatnya Semua Tren, Semua Fandom!
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads