• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

OMG! Outfit Jubir Trump Bikin Geger: Made in China?!

img

    Table of Contents

Heboh di media sosial, klaim bahwa banyak produk fashion mewah sebenarnya dibuat di China semakin santer terdengar. Susan Scafidi, pakar dari Fashion Law Institute Universitas Fordham, angkat bicara mengenai fenomena ini. Menurutnya, klaim yang beredar di TikTok mungkin terkesan berlebihan, namun bukan berarti tidak mungkin benar.

Scafidi juga menyoroti dampak pemangkasan anggaran di lembaga pemerintah. Ia berpendapat, hal ini bisa mempersulit para pegawai untuk membeli pakaian, apalagi harga-harga terus merangkak naik akibat perang dagang yang tak kunjung usai.

Semua bermula dari unggahan seorang pengguna media sosial bernama Zhang. Ia memicu perdebatan panas setelah mengklaim bahwa renda pada gaun yang dikenakan oleh Karoline Leavitt, seorang tokoh publik, diproduksi di sebuah pabrik di Mabu, China. Renda indah pada gaun itu dikenali oleh seorang pekerja perusahaan Tiongkok sebagai produk mereka, tulis Zhang dalam unggahannya di platform X, yang disertai tangkapan layar dari pengguna Weibo.

Kontroversi ini mencuat seiring dengan maraknya konten di TikTok yang membahas bagaimana rumah mode mewah memproduksi tas dan barang-barang mahal lainnya di China. Beberapa pengguna bahkan nekat merekam video di dalam pabrik dan membagikan lokasinya, dengan tujuan mengajak konsumen untuk membeli langsung dari sumbernya.

Data dari Statista menunjukkan bahwa China telah menjadi produsen dan eksportir pakaian terbesar di dunia selama lebih dari satu dekade. Tahun lalu saja, tercatat ada 13.820 perusahaan pakaian dan aksesori di Negeri Tirai Bambu.

Perang dagang antara Amerika Serikat dan China semakin memperkeruh suasana. Setelah kebijakan Presiden Donald Trump yang menetapkan tarif impor tinggi terhadap produk China, pemerintah China membalas dengan menaikkan tarif untuk produk asal AS. Scafidi pun mengungkapkan rasa pesimisnya terkait dampak perang dagang ini.

Karoline Leavitt sendiri menjadi sorotan setelah fotonya mengenakan terusan formal merah lengan panjang dengan aksen renda hitam dan empat kantong beredar luas. Penampilan Leavitt ini terjadi pada Januari 2025.

Dr. Minh-Ha T. Pham, seorang peneliti yang fokus pada persimpangan gender, ras, dan tenaga kerja dalam kapitalisme global digital, memberikan pandangannya. Menurutnya, tidak mengherankan jika Leavitt mengenakan busana buatan China, mengingat globalisasi yang tak terhindarkan. Selama hampir satu abad, hukum dan praktik dagang AS telah membantu menjadikan China sebagai pabrik dunia, jelas Pham. Tak mengejutkan jika gaun Leavitt dibuat di China, kemungkinan besar, ponselnya dan banyak barang lain yang ia gunakan juga berasal dari sana.

Intinya, perdebatan mengenai asal-usul produk fashion mewah ini semakin memanas. Klaim yang beredar di media sosial, ditambah dengan data yang menunjukkan dominasi China sebagai produsen pakaian global, membuat banyak orang bertanya-tanya: seberapa banyak produk mewah yang sebenarnya dibuat di China? Dan bagaimana perang dagang akan memengaruhi industri fashion di masa depan?

Berikut adalah tabel yang merangkum poin-poin penting dalam artikel ini:

Topik Detail
Klaim di TikTok Banyak produk fashion mewah dibuat di China.
Pendapat Susan Scafidi Klaim mungkin berlebihan, tapi bukan tidak mungkin benar.
Dampak Pemangkasan Anggaran Pegawai kesulitan membeli pakaian mahal.
Unggahan Zhang Renda gaun Leavitt diproduksi di China.
Data Statista China produsen dan eksportir pakaian terbesar.
Perang Dagang Mempengaruhi harga dan ketersediaan produk.
Pendapat Dr. Pham Globalisasi membuat produk China tak terhindarkan.

Perkembangan ini tentu menarik untuk terus diikuti. Apakah klaim di media sosial akan terbukti kebenarannya? Dan bagaimana industri fashion akan beradaptasi dengan perubahan lanskap ekonomi global?

Special Ads
© Copyright 2024 - Tempatnya Semua Tren, Semua Fandom!
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads