• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Paus Fransiskus: Ikon Pop yang Gak Haus Harta!

img

    Table of Contents

Paus Fransiskus, pemimpin ke-266 Gereja Katolik, dikenal luas bukan hanya karena ajaran moral dan sosialnya yang mendalam, tetapi juga karena kesederhanaan dan kerendahan hatinya yang tercermin dalam pilihan pakaian dan gaya hidupnya. Beliau adalah sosok yang unik di panggung dunia, seorang pemimpin spiritual yang memilih untuk hidup sederhana di tengah kemewahan yang seringkali mengelilingi posisinya.

Salah satu aspek yang paling mencolok dari Paus Fransiskus adalah gaya berpakaiannya yang konsisten. Menurut laporan WWD, Paus Fransiskus cenderung mengenakan gaya pakaian yang sama sepanjang tahun. Ini adalah kontras yang mencolok dengan beberapa pendahulunya, yang dikenal dengan pakaian mereka yang mewah dan seringkali mencolok.

Paus Fransiskus juga dikenal karena dukungannya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penggunaan barang daur ulang olehnya sejalan dengan semangat advokasinya dalam melestarikan lingkungan, membela kaum marjinal, dan memperjuangkan perdamaian. Ini adalah pesan yang kuat dari seorang pemimpin agama yang memiliki pengaruh global.

Alih-alih mengenakan sepatu merah bermerek seperti Prada yang pernah dikenakan oleh Paus Benediktus XVI, Paus Fransiskus memilih sepatu kulit hitam polos buatan tangan Carlos Samaria, seorang sahabat lamanya di Buenos Aires. Pilihan ini mencerminkan kesetiaannya kepada teman-teman lamanya dan preferensinya untuk kesederhanaan daripada kemewahan.

Pada Misa Paskah di Vatikan, Paus Fransiskus menyapa ribuan umat Katolik dengan mengenakan jubah putihnya yang khas. Jubah putih ini telah menjadi simbol dari kepausannya, mewakili kesucian dan kesederhanaan yang ia perjuangkan.

Kabar duka datang pada tanggal 21 April 2025, ketika Vatikan mengumumkan bahwa Paus Fransiskus telah meninggal dunia pada usia 88 tahun. Kepergiannya dirasakan oleh jutaan orang di seluruh dunia, yang mengagumi kepemimpinannya dan pesan-pesan inspiratifnya.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada bulan September 2024 sempat mencuri perhatian masyarakat. Kesederhanaannya dan keramahannya meninggalkan kesan mendalam bagi banyak orang.

Setelah sempat dirawat di rumah sakit, Paus Fransiskus terlihat di Basilika Santo Petrus, Vatikan, mengenakan kaus putih lengan panjang dan celana panjang gelap. Penampilan ini menunjukkan bahwa bahkan dalam keadaan yang kurang formal, ia tetap mempertahankan kesederhanaannya.

Berbeda dengan Paus Benediktus XVI yang sering tampil dengan mozzetta, jubah beludru merah berhias bulu ermine, Paus Fransiskus memilih cassock putih polos yang sama, tanpa lambang kebesaran seperti lambang kepausan di sabuk. Ini adalah contoh lain dari bagaimana ia menghindari kemewahan dan memilih kesederhanaan.

Aksesori termahal yang pernah menjadi perbincangan publik adalah jam tangan plastik bermerek Swatch seharga sekitar Rp 1 juta. Fakta bahwa seorang Paus memilih jam tangan yang relatif murah menunjukkan komitmennya terhadap kesederhanaan.

Meskipun protokol tamu negara memungkinkan Paus untuk dijemput dengan kendaraan mewah, ia seringkali memilih kendaraan yang lebih sederhana. Ini adalah pesan yang kuat bahwa ia tidak tertarik pada kemewahan dan lebih fokus pada pelayanan kepada orang lain.

Dalam cuaca sejuk, Paus Fransiskus menambahkan pellegrina, jubah pendek terbuka yang dijahit langsung ke jubah utama, dan mantel wol putih berpotongan klasik dengan delapan kancing. Bahkan dalam pilihan pakaian yang lebih hangat, ia tetap mempertahankan gaya yang sederhana dan bersahaja.

Pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio ini mengembuskan napas terakhirnya setelah menjalani masa kepausan selama 12 tahun 39 hari. Selama masa kepausannya, ia telah memberikan dampak yang signifikan pada Gereja Katolik dan dunia secara keseluruhan.

Ketika tali jam tangannya putus, ia bahkan enggan membeli yang baru, kecuali setelah diyakinkan bahwa harga jam tersebut tidak melebihi tali penggantinya. Ini adalah contoh kecil namun signifikan dari bagaimana ia menghargai uang dan menghindari pemborosan.

Tas yang selalu dibawanya sendiri ke kabin pesawat dalam setiap perjalanan adalah koper kulit tua. Koper ini menjadi simbol dari gaya hidupnya yang sederhana dan praktis.

Scarf putih wol dengan pinggiran rumbai menjadi satu-satunya aksesori pelengkap yang sering ia kenakan. Bahkan dalam hal aksesori, ia memilih yang sederhana dan fungsional.

Kondisi kesehatan Paus sempat menurun pada Maret lalu akibat infeksi pernapasan serius, termasuk pneumonia pada kedua paru-parunya. Namun, ia terus melayani umatnya dengan setia meskipun dalam keadaan sakit.

Kalung salib berbahan besi yang dipakainya sejak diangkat sebagai Uskup Auksilier Buenos Aires, tetap menjadi andalannya. Ia menolak memakai kalung salib emas baru setelah penahbisannya sebagai paus pada 2013.

Cincinnya, Ring of the Fisherman, bukan hasil desain baru, melainkan cincin daur ulang yang dahulu dimiliki Uskup Agung Macchi, sekretaris pribadi Paus Paulus VI. Ini adalah contoh lain dari bagaimana ia menghargai sejarah dan menghindari pemborosan.

Pernah pula bingkai kacamatanya rusak tapi ia menolak untuk mengganti lensa kacamata lamanya. Ini menunjukkan bahwa ia lebih peduli pada fungsi daripada penampilan.

Untuk perawatan diri, Paus terbilang intens melakukannya. Alat cukur elektriknya termasuk salah satu barang pribadi yang selalu ia bawa di dalam koper kulit tuanya.

Penampilan langka Paus Fransiskus setelah keluar dari rumah sakit menunjukkan bahwa bahkan dalam keadaan yang kurang formal, ia tetap mempertahankan kesederhanaannya.

Di bawah era kepausannya, Katolik lebih cair dan melebur dengan elemen sekuler seperti fashion. Meskipun ia dikenal karena kesederhanaannya, ia juga terbuka terhadap dialog dengan dunia modern.

Special Ads
© Copyright 2024 - Tempatnya Semua Tren, Semua Fandom!
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads