Thunderbolts Boncos di China: Trump Jadi Biang Kerok?

Table of Contents
Film Thunderbolts, produksi terbaru dari Marvel Studios, menunjukkan performa yang beragam di berbagai pasar global. Meskipun meraih kesuksesan yang cukup signifikan di Amerika Serikat dan beberapa negara lain, film ini menghadapi tantangan berat di pasar Tiongkok.
Secara global, Thunderbolts berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar $162 juta, setara dengan sekitar Rp 2,6 triliun. Dari jumlah tersebut, $86,1 juta (sekitar Rp 1,4 triliun) berasal dari 52 pasar internasional. Angka ini menunjukkan daya tarik film superhero Marvel di kalangan penonton global.
Namun, nasib Thunderbolts di Tiongkok sangat berbeda. Film ini justru menjadi salah satu film adaptasi komik Marvel dengan pendapatan terendah di negara tersebut. Pada akhir pekan pertama penayangannya, film ini hanya berhasil meraup sekitar Rp 96 miliar. Setelah lima hari penayangan, pendapatan hanya naik menjadi Rp 104 miliar, menempatkannya di posisi ke-6 di tangga box office Tiongkok.
Perbandingan yang mencolok dengan pasar Amerika Serikat dan negara-negara lain menimbulkan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja film di Tiongkok. Beberapa analis menduga bahwa perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok memiliki dampak signifikan terhadap penerimaan film-film Hollywood di negara tersebut.
Ketegangan perdagangan antara kedua negara telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan kedua belah pihak saling memberlakukan tarif impor. Kebijakan ini telah mempengaruhi berbagai sektor ekonomi, termasuk industri hiburan. Beberapa laporan menyebutkan bahwa pemerintah Tiongkok telah membatasi jumlah film Hollywood yang diizinkan tayang di bioskop-bioskop mereka sebagai respons terhadap kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
Administrasi Film China mengklaim bahwa kebijakan tersebut diambil untuk mengikuti selera pasar dan menghormati pilihan penonton lokal. Namun, banyak yang percaya bahwa ini adalah bentuk sanksi nonformal terhadap film-film Hollywood sebagai akibat dari ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang Tiongkok menyatakan bahwa tindakan salah pemerintah AS untuk menyalahgunakan tarif pasti akan semakin mengurangi dukungan penonton domestik terhadap film-film Amerika. Pernyataan ini menggarisbawahi dampak potensial dari ketegangan politik dan ekonomi terhadap industri hiburan.
Meskipun Thunderbolts menghadapi tantangan di Tiongkok, kesuksesannya di pasar lain menunjukkan bahwa film superhero Marvel masih memiliki daya tarik yang kuat di kalangan penonton global. Namun, kasus ini juga menyoroti kompleksitas pasar film internasional dan faktor-faktor politik dan ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja film di berbagai negara.
Perlu dicatat bahwa industri film global semakin kompleks dan saling terkait. Keberhasilan sebuah film tidak hanya bergantung pada kualitas produksinya, tetapi juga pada faktor-faktor eksternal seperti kebijakan perdagangan, selera penonton lokal, dan lanskap politik yang lebih luas.
Masa depan film-film Hollywood di Tiongkok masih belum pasti. Jika ketegangan perdagangan antara kedua negara terus berlanjut, kemungkinan besar film-film Hollywood akan terus menghadapi pembatasan dan tantangan di pasar Tiongkok. Namun, jika kedua negara dapat mencapai kesepakatan perdagangan, ada kemungkinan bahwa film-film Hollywood akan dapat kembali meraih kesuksesan di pasar yang sangat penting ini.
Sementara itu, Marvel Studios dan studio-studio Hollywood lainnya perlu mempertimbangkan strategi alternatif untuk menjangkau penonton Tiongkok. Ini mungkin termasuk memproduksi film yang lebih sesuai dengan selera penonton lokal, bekerja sama dengan perusahaan produksi Tiongkok, atau mencari cara lain untuk mendistribusikan film mereka di negara tersebut.
Pada akhirnya, kesuksesan film di pasar global bergantung pada kemampuan studio untuk beradaptasi dengan perubahan lanskap politik dan ekonomi, serta memahami selera dan preferensi penonton di berbagai negara.
✦ Tanya AI