• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Tas Dinosaurus: Siap-siap Jadi Primadona Fashion Abad Ini!

img

Bayangkan, jaket kulit dengan tekstur dan pola yang belum pernah ada sebelumnya. Bukan dari sapi, bukan dari buaya, tapi dari dinosaurus! Kedengarannya seperti fiksi ilmiah, tapi itulah yang sedang diupayakan oleh sekelompok ilmuwan di Inggris.

Lab-Grown Leather, sebuah perusahaan yang berbasis di Newcastle, bekerja sama dengan The Organoid Company untuk mewujudkan ide gila ini. Mereka berencana menciptakan kulit yang terinspirasi dari Tyrannosaurus Rex, sang raja dinosaurus.

Thomas Mitchell, CEO The Organoid Company, menjelaskan bahwa proyek ini adalah bukti nyata bagaimana teknologi rekayasa genetika dan protein canggih dapat digunakan untuk menciptakan material baru yang terinspirasi dari makhluk-makhluk purba. Ini bukan sekadar inovasi, tapi juga langkah maju dalam pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan.

Lalu, bagaimana caranya? Tim ilmuwan akan menggunakan fragmen DNA T-Rex yang ditemukan dalam fosil. Ya, meskipun terdengar mustahil, jejak DNA dinosaurus ternyata masih bisa ditemukan setelah jutaan tahun. Penemuan fragmen kolagen dari fosil di Montana pada tahun 1988 menjadi titik balik yang membuka peluang ini.

Dari fragmen DNA tersebut, mereka akan menciptakan kolagen utuh, protein utama yang menyusun jaringan kulit. Kolagen ini kemudian akan digunakan untuk menumbuhkan kulit T-Rex di laboratorium. Prosesnya melibatkan pembuatan jaringan kolagen padat yang menyerupai lapisan tengah kulit.

Profesor Che Connon dari Lab-Grown Leather menekankan bahwa proyek ini menunjukkan potensi besar teknologi berbasis sel dalam menciptakan material yang inovatif dan etis. Ini bukan hanya tentang menciptakan produk baru, tapi juga tentang mengubah cara kita memandang sumber daya dan keberlanjutan.

Bas Korsten, Global Chief Creative Officer di VML, menambahkan bahwa kulit T-Rex ini adalah contoh bagaimana kita bisa memanfaatkan biologi masa lalu untuk menciptakan material mewah masa depan. Ini adalah perpaduan antara sains, teknologi, dan kreativitas yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar unik.

Lebih dari sekadar keunikan, pengembangan kulit T-Rex ini juga membawa dampak positif bagi lingkungan. Proses produksi kulit tradisional seringkali dikaitkan dengan deforestasi dan penggunaan bahan kimia berbahaya seperti kromium, yang dapat mencemari lingkungan. Kulit T-Rex yang ditumbuhkan di laboratorium menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan, bebas dari kekejaman terhadap hewan, dan dapat dilacak.

Tim pengembang berharap bahwa material ini akan menjadi pilihan bagi generasi konsumen masa depan yang mengutamakan inovasi dan tanggung jawab lingkungan. Ini adalah langkah menuju masa depan di mana kita bisa menikmati produk-produk mewah tanpa merusak planet ini.

Meskipun masih dalam tahap pengembangan, proyek kulit T-Rex ini menunjukkan bahwa batas-batas inovasi terus didorong. Siapa tahu, dalam beberapa tahun ke depan, kita benar-benar bisa melihat jaket kulit dinosaurus di rak-rak toko. Ini bukan hanya tentang mode, tapi juga tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan sains dan teknologi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Berikut adalah beberapa poin penting dari proyek ini:

  • Menggunakan fragmen DNA T-Rex untuk menciptakan kolagen.
  • Menumbuhkan kulit T-Rex di laboratorium.
  • Menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan dan etis dibandingkan kulit tradisional.
  • Menargetkan konsumen yang peduli terhadap lingkungan.

Tantangan yang dihadapi:

  • Mendapatkan fragmen DNA T-Rex yang cukup.
  • Mengembangkan proses pertumbuhan kulit yang efisien dan ekonomis.
  • Memastikan kualitas dan daya tahan kulit yang dihasilkan.

Potensi dampak:

  • Mengurangi dampak lingkungan dari industri kulit.
  • Menciptakan material baru yang inovatif dan unik.
  • Mendorong pengembangan teknologi rekayasa genetika dan protein.

Proyek ini adalah contoh yang menarik tentang bagaimana sains dan teknologi dapat digunakan untuk memecahkan masalah lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Meskipun masih banyak tantangan yang harus diatasi, potensi dampaknya sangat besar.

Special Ads
© Copyright 2024 - Tempatnya Semua Tren, Semua Fandom!
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads